Novel Ronggeng Dukuh Paruk
"Ronggeng Dukuh Paruk" adalah novel Indonesia yang ditulis oleh Ahmad Tohari. Novel ini adalah bagian dari Trilogi Lintang yang juga mencakup novel "Lintang Kemukus Dini Hari" dan "Jember Awan Kelabu. Novel "Ronggeng Dukuh Paruk" pertama kali diterbitkan pada tahun 1982 dan telah menjadi salah satu karya sastra Indonesia yang terkenal dan dihargai. Cerita ini berlatar belakang desa kecil bernama Dukuh Paruk, di Jawa, Indonesia. Desa ini adalah tempat utama di mana kisah-kisah novel ini berlangsung. Cerita diawali dengan deskripsi tentang kehidupan masyarakat desa yang sangat tradisional dan dipengaruhi oleh kepercayaan animisme dan budaya Jawa.Cerita berfokus pada seorang gadis bernama Srintil. Srintil adalah seorang ronggeng, sejenis penari tradisional Jawa yang disertai oleh seorang musisi. Ia memainkan peran penting dalam kehidupan desa sebagai penari ronggeng yang terkenal. Namun, Srintil tidak memilih menjadi ronggeng. Ia dipilih oleh dukun setempat untuk menjadi ronggeng pada usia muda dan tidak memiliki pilihan untuk melarikan diri dari takdirnya.
Kisah novel ini menggambarkan pertarungan batin Srintil dalam menerima takdirnya sebagai seorang ronggeng. Ia harus berjuang untuk menjalani kehidupan yang tidak sesuai dengan keinginannya, sambil mencoba untuk menjaga harga dirinya dan menjalani hubungan dengan dua pria yang mencintainya, yaitu Rasus dan Sakum.
Selain itu, novel ini juga mencerminkan perubahan sosial, politik, dan budaya yang terjadi di desa tersebut seiring berjalannya waktu, khususnya selama masa pemerintahan Soeharto di Indonesia. Novel ini menggambarkan konflik sosial, perubahan nilai-nilai tradisional, dan dampak modernisasi terhadap masyarakat desa.
"Ronggeng Dukuh Paruk" adalah sebuah karya sastra yang kaya dengan nuansa budaya Jawa dan cerita yang menyentuh hati. Ia menggambarkan perjuangan individu dalam menghadapi takdir dan perubahan sosial yang besar.
0 Komentar